Saya masih ingat betul hari dimana ayah saya pulang dengan selalu membawa buku, dimulai dari komik, buku cerita, buku dongeng, ensiklopedi, bahkan hingga buku berbahasa inggris yang padahal pada saat itu bisa dibilang saya tidak mengerti karena bukan bahasa Ibu saya. But it makes me into something. Seorang kawan pernah mengatakan "pokoknya untuk urusan bahasa, Dhika selalu bisa. Selalu ada rasa tertarik dengan bahasa, Inggris, Jerman, Jepang, Arab, bahkan Sunda dengan aksaranya.
Buku membuat saya mau belajar, dan saya harus berterima kasih kepada ayah saya yang telah mengenalkan saya kepada membaca buku. Hingga beranjak remaja, saya senang dengan novel dan terutama buku sejarah, dan ilmu pengetahuan tentang alam beserta isinya. Saya ingat juga saat hari hujan deras di luar, hari itu adalah hari paling nyaman untuk berselimut dan membaca satu buku cerita di kasur hingga tuntas.
Saya belum pernah keliling dunia, tapi beberapa cerita, legenda, dan budaya Negeri yang jauh saya tahu dari membaca. Its great entertainment for your brain, for your fantasy, and imagination. But something strikes me heard in adult life. Before we get to it, Im gonna tell you a thing.
Saya masih ingat ketika saya tidak menguasai logaritma, dan saya belajar sehari sebelumnya dan lulus dengan nilai baik keesokan harinya. Saya juga ingat ketika saya tidak mengerti fungsi logika microsoft excel, tapi kemudian saya lulus ujian komputer setelah berlatih dan bertanya kepada kawan beberapa jam sebelumnya. Saya juga ingat ketika Quiz matematika kelas dua SMA untuk Program Linear saya mendapatkan nilai 20 dari 100, dan mendapatkan nilai seratus di Quiz berikutnya karena saya kapok dan mau belajar. Intinya?
I am not that stupid, saya pernah mendapatkan ranking pertama karena serius, dan tetap dalam ranking 5 besar di kelas karena tidak serius (belajar). Im just LAZY! AS LAZY AS A POTATO. But potato is not. It grows into something delicios because it can and it should.
Teman pernah mengatakan, "pujian adalah awal kebinasaan" apa yang saya katakan kepada dia? "are you f***ing retarded? it motivates us!" well ternyata saya yang bodoh. Memang itu tidak sepenuhnya salah atau benar. Yang jelas, what motivates us are difficulties. Dan pujian bukan bagian dari difficulties. If its easy, its probably wrong. Dan kenyamanan yang membuat hancur.
Setelah melalui fase sulit datanglah kemudahan, saat itulah masa dimana kita (biasanya) berhenti belajar, berhenti memaksa kemampuan kita, berhenti berusaha. And it consumes you! kita menjadi manusia yang benar - benar bodoh, useless, malas, dan tersesat.
Dan fase berhenti belajar itu saya alami sejak saya lupa entah kapan, hingga persis saat ini. But then, my CEO called me into his room. And he said;
"saya sudah puluhan tahun di Industri ini, dan saya mengerti betul mana alasan mana kenyataan. Kamu gak fokus, kamu gak serius" well yes I know myself. I AM LAZY.
It does strike me hard.
I am not a person I used to be, I am not a person I want to be. I am not this disgusting. I am SOMEONE! I WILL BE AND ALWAYS BE.
Like I said to myself long ago, ITS NOT EASY TO BECOME SOMETHING, BUT IT IS HARDER WHEN BECOME NOTHING.
I should go back to previous path, saya sudah tersesat terlalu jauh dan terlalu lama. It should started now, right after I shut down this laptop. I miss the man that cries but standup after difficulties, not this who lazy but get paid this kind of man.
Change the world? pfffttt
Start with the man in the mirror