Alkisah ada seorang raja yang sudah dalam keadaan kritis, dia sedang dikelilingi oleh anak2nya yang sudah setia menemaninya sejak awal dia jatuh sakit. Sang raja kemudian berpesan kepada semua anaknya. “nak, aku sebagai raja sangat mencintai rakyatku, dan aku berharap mereka membalas cintaku”. “mereka pasti mencintai ayah sebagaimana kami mencintai ayah yang bijaksana”, jawab salah satu anaknya. Sang raja berkata lagi, “dengan cinta mereka, aku memiliki satu permintaan. Aku ingin saat aku mati nanti ada yang menemaniku di Kubur hingga 40 hari” anak2nya hanya tertegun. Mereka tidak dapat memberi jawaban kepada ayahnya itu. Tidak lama kemudian, sang raja meninggal dunia. Mereka, anak2 dari raja itu berembug, siapa yang seharusnya menemani ayahnya di dalam kubur. Tapi tidak ada dari seorangpun dari mereka yang berani menemani orang mati. Karena sayang dan ingin memenuhi keinginan ayahnya, akhirnya dibuatlah sayembara, barangsiapa yang sanggup menemani raja di kuburannya akan mendapatkan setengah dari harta kerajaan. Tidak ada satupun orang yang membaca pengumuman tersebut mau, walau imbalannya luar biasa. Akhirnya sayembara itu sampai ke telinga seorang tukang kayu miskin yang tinggal di gunung. Dan dengan segera dia melapor ke kerajaan untuk mengikuti sayembara tersebut.
Dimulailah pemakaman sang raja dengan pendampingnya yang ikut masuk ke kubur. Kubur itu lebih seperti rumah. Disediakan dua tempat tidur, satu untuk sang mayit satu lagi untuk orang yang menemaninya. Si tukang kayu tersebut, juga disediakan makanan untuk 40 hari. Di dalamnya disediakan tali untuk tukang kayu tersebut naik dan sebagai tanda apabila 40 hari telah selesai.
Selesai sudah penyelenggaraan pemakaman, 7 langkah para pengantar meninggalkan makam datang seorang malaikat. Dia terheran – heran menemukan ada dua orang di kubur tersebut, satu terbaring kaku, satu lagi sedang berjalan – jalan.
”Siapa kamu?” tanya malaikat kepada tukang kayu
”Saya tukang kayu” Jawabnya.
”mengapa kau manusia bernyawa ada di dalam kubur” tanya malaikat lagi.
”oh, saya disini untuk menemani sang raja selama 40 hari, dan keluar dari sini saya akan menjadi orang kaya” jawabnya dengan gembira.
”itu apa?” malaikat bertanya sambil menunjuk benda di pinggangnya.
”ini kapak saya, saya gunakan untuk menebang kayu. Kemudian saya jual kayunya” jawabnya dengan jelas.
”darimana kau dapat kapak itu” tanyanya lagi
”ini saya buat sendiri” jawabnya singkat
”darimana kau dapat bahan dasarnya, dimana kau beli, dengan cara apa, kau gunakan untuk apa” malaikat terus bertanya hingga ke akar2nya tentang satu kapak itu yang menjadi harta satu2nya yang dia punya saat itu. Belum selesai malaikat menyelesaikan pertanyaannya, datang tanda dari atas bahwa 40 hari telah habis. Tukang kayu segera memanjat keluar kubur meninggalkan malaikat, dengan terburu2 dia meninggalkan orang2 yang ada di atas yang menunggunya. Salah satu dari mereka yaitu anak raja memanggilnya, ”mau kemana kau, aku mau menyerahkan sebagian harta kerjaan untukmu”.
”aku tidak jadi mengambilnya, ambil saja. Satu kapak saja tidak habis 40 hari aku ditanya, apalagi harta sebanyak itu” jawabnya sambil berlari meninggalkan mereka.
Hikmah dari kisah di atas :
Rasulullah SAW, tidak dapat kita pungkiri adalah seorang manusia yang Allah cintai. Namanya bersanding dengan Nama Allah di pintu surga. Nabi Adam as pun berdoa dengan menyebut nama Muhammad SAW. Tapi cinta Allah kepada Rasulullah, bukan dengan diberinya banyak harta. Tapi justru kesulitan dan kemujahadahan perjuangan untuk mengemban tugas mengajak manusia menyembah Allah, hingga kita manusia di Indonesia mengenal Islam. Dalam sebuah hadits dikatakan, ”jika harta adalah sesuatu yang sangat berharga. Maka Allah tidak akan membiarkan orang kafir memilikinya, hanya orang mukmin yang Allah cintai yang berhak” tapi ternyata tidak. Karena Allah tahu apa yang lebih pantas dimiliki seorang mukmin, yaitu kefahaman akan agama. Sehingga Allah akan balas dengan surga yang abadi kenikmatannya. Namun Islam pun tidak pernah melarang umatnya untuk menjadi kaya, mencari pendapatan dengan bekerja. Dua hal yang harus diingat, pertama : adalah Syirik jika kita meyakini bahwa Syariah yang memberi nafkah kepada kita, kita harus yakin bahwa Allah yang beri rezeki. Bukan pekerjaan kita, bukan boss kita. Kedua : adalah haram, jika kita meninggalkan Syariah. Allah tidak menyukai hambanya yang hanya menengadahkan tangan, memohon rizki kepadanya tapi malas bekerja atau berusaha. Ada suatu riwayat yang menceritakan, jika seorang yang miskin akan masuk surga 500 tahun lebih dulu daripada orang kaya, karena hartanya lebih sedikit untuk dihisab. Namun ada juga riwayat yang mengatakan bahwa seorang yang kaya lebih dulu masuk daripada syuhada dan ulama. Karena kedermawanannya, sedekahnyalah yang memunmgkinkan syuhada dapat berperang dan ulama dapat mengajar. Sedangkan orang miskin sulit memiliki kemungkinan seperti itu. Jadi sekarang terserah kita, ingin Zuhud seperti Khalifah Umar ra, atau kaya seperti Abdurahman bin Auf yang menghasilkan ribuan keping dinar (emas) hanya dalam sehari. Yang penting apa yang kita lakukan untuk Allah. Kaya atau tidak, semua Allah yang beri. Kita hanya tinggal bersyukur. Tugas kita bukan mencari dunia, tapi menyiapkan bekal untuk akhirat, untuk mengajak orang kepada kebaikan dan beribadah. Jadilah sukses di segala bidang. Agama, Pendidikan, Karier, Kehidupan, berbuat yang terbaik selama itu positif. Jadilah tauladan, sehingga apabila ada orang yang bertanya kepada kita, ”apa rahasia antum sehingga bisa sukses, bisa pintar, bisa kaya” kita jawab, ”Kitabullah dan Sunnah RasulNya”. Amien ya Robbal Alamin.
Wallahu a’lam bishshawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar